Powered By Blogger

Wednesday, 6 April 2016

Jenderal Belanda Yang Tewas Di Tangan Sniper Aceh






Mayor Jenderal Johan Harmen Rudolf Kohler.

Sejarah mencatat bahwa pimpinan ekspedisi Belanda yang pertama Jenderal Kohler, tewas di Aceh. Namun bagaimana penembakan itu terjadi, tak banyak yang tahu !.


Satu-satunya sumber tentang peristiwa tersebut adalah dari kalangan perwira Belanda sendiri, yaitu Jenderal GP Booms dalam buku De Erste Atjeh Expediti en Hare Enquete.


Sebelum kejadian, Kohler berangkat dari bivak sawah, markas pertama yang dibangun Belanda di Aceh. Bivak ini dibangun setelah Belanda mundur dari Masjid Raya Baiturrahman, Karena Masjid kebanggaan masyarakat Aceh tersebut berhasil direbut kembali oleh Pasukan Aceh.


Disebut Bivak sawah karena dibangun di areal persawahan, yang terletak di antara daerah lampaseh-Punge sekarang. Pada 14 April 1873, sekitar pukul 04.00, Belanda melaksanakan serangan ke Masjid Raya Baiturrahman.


Setelah berperang selama tiga jam, pada pukul 07.00 mereka berhasil merebutnya. Pasukan Aceh mundur dari Masjid Raya, tetapi beberapa pejuang Aceh bersembunyi di semak-semak disebelah utara Masjid.


Mendapat laporan bahwa Masjid Raya Baiturrahman sudah berhasil dikuasai, maka pada pukul 09.00 Kohler berangkat dari bivak sawah untuk melakukan inspeksi pasukan di areal masjid.


Saat itulah sniper Aceh yaitu Teuku Nyak Radja Imeum Lueng Bata menembak Kohler dari balik semak-semak. Peluru tersebut menembusi tubuhnya, dan Kohler langsung rubuh ke tanah dan tewas. Selanjutnya Kohler digantikan oleh Kolonel E.C Van Daalen.



Mayat Kohler kemudian dibawa ke Singapura dengan kapal uap Koning der Nederlanden dari sana dilanjutkan ke Batavia dan dimakamkan di komplek pemakaman Belanda di Tanah Abang dengan upacara militer.



Pada tahun 1976 pemakaman tersebut digusur, selanjutnya kerangka Kohler dipindahkan ke Kedutaan Besar Belanda. Dua tahun kemudian kerangka Kohler dibawa kembali ke Aceh dan dimakamkan ke Kerkhoff di Banda Aceh atas usul dari Gubernur Aceh saat itu Abdullah Muzakir Walad




No comments:

Post a Comment